Analytic

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

A. Rapat Umum Pemegang Saham di perseroan / perusahaan terbagi menjadi 2 yaitu :
  1. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
  2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan diadakan tiap-tiap tahun meliputi :
  • Rapat Umum Pemegang Saham mengenai persetujuan Laporan Keuangan
  • Rapat Umum Pemegang Saham mengenai persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan.


B. Waktu Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham mengenai persetujuan Laporan Keuangan biasanya diadakan paling lambat dalam bulan Juni setelah penutupan tahun buku 

Rapat Umum Pemegang Saham mengenai persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)  biasanya diadakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tahun anggaran perusahaan berjalan (tahun anggaran rencana kerja dan anggaran perusahaan yang bersangkutan)


C. Hal - hal yang dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Mengenai Persetujuan Laporan Keuangan.

Pada Rapat Umum Pemegang Saham Mengenai Persetujuan Laporan Keuangan, Direksi menyampaikan beberapa hal yaitu :
  • Laporan Keuangan, yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbadingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan equitas. beserta catatan atas lapran keuangan tersebut, serta laporan mengenai hak-hak perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang.
  • Usulan penggunaan Laba Bersih
  • Hal- hal lain yang perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan Perseroan.
D. Hal-hal yang dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Mengenai Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Pada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Persetujuan RKAP, Direksi menyampaikan beberapa hal yaitu :
berikut : 
  • Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan termasuk proyeksi Laporan Keuangan.
  • Hal-hal lain yang perlu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk kepentingan Perseroan yang belum dicantumkan dalam Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.
E. Penyelenggara Rapat Umum Pemegang Saham

Pihak-pihak yang dapat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham adalah direksi dengan didahului dengan pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham , namun dapat juga dilakukan atas :
  • Permintaan Dewan Komisaris
  • Permintaan seorang atau lebih pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan dengan hak suara yang sah.
Permintaan di atas diajukan kepada Direksi dengan surat tercatat disertai dengan alasannya.


Pengembangan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik

Pengembangan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance)

TAHAP I

Pada tahap ini perusahaan harus dapat memenuhi semua ketentuan yang disyaratkan dalam pelaksanaan GCG yang berlaku, sebisa mungkin perusahaan harus mematuhi segala (compliance) ketentuan yang sudah dibuat dalam Pedoman Pelaksanaan GCG, Board Manual (Pedoman GCG bagi Direksi dan Komisaris) dan piagam untuk komite-komite yang diwajibkan seperti :
  • Komite Audit Charter
  • Audit Charter
  • Pedoman untuk satuan kerja auditor internal /KA
TAHAP II

Tahap berikutnya adalah bagaimana perusahaan melaksanaan prinsip-prinsip GCG pada semua proses bisnis, perusahaan harus memiliki pedoman yang disosialisasikan kepada seluruh insan organisasi mulai dari tingkat manajemen tingkat tinggi hingga tingkat paling rendah, sehingga di dalam perusahaan tersebut akan terbentuk budaya Good Corporate Governance.


Pelabuhan Tanjung Priok

Sejarah Singkat Pelabuhan Tanjung Priok

Biography of Finan Syaifullah

Finan Syaifullah, seorang pria kelahiran Bogor Jawa Barat Indonesia, anak pertama dari 3 bersaudara yang semuanya adalah laki-laki.

Finan Syaifullah menempuh pendidikan formal  (TK, SD, SMP, SMA) di kota kelahirannya, hingga dia melanjutkan kuliah di Akademi Ilmu Pelayaran / Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta untuk mengambil jurusan Ketatalaksanaan dan Kepelabuhanan (Port & Shipping Management). Kemudian melanjutkan program Master Degree dengan mengambil jurusan Magister Pemasaran di Universitas Trisakti Jakarta, dan Master of Science dalam Internasional Port and Logistic di Shanghai Maritime University, Shanghai-Cina.

Foto : Finan Syaifullah

Perjalanan karir Finan Syaifullah hampir sama dengan kebanyakan orang pada umumnya, yaitu menyelesaikan sekolah sampai perguruan negeri tinggi kemudian mencari pekerjaan sebagai pilihan profesi untuk memenuhi kehidupannya.

Pertama kali bekerja di perusahaan jasa Freight Forwading di bidang Eksport dan Import, kemudian beralih ke perusahaan pelayaran Petikemas, dan pindah ke Badan Usaha Milik Negera di bidang Kepelabuhanan.



Container Ship Type



The ship dimensions, such as the ship breadth, depend on the number of containers placed abreast on deck and in the holds. Thus, one extra container box abreast in a given ship design involves an increased ship breadth of about 2.8 meters. The average loaded container weighs about 10-12 tons but, of course, this may vary, so the modern container vessels are dimensioned for 12-14 dwt per TEU.

Containership capacity is normally expressed in Twenty-foot Equivalent Units (TEU), which is defined as the number of 20' x 8' x 8'6" containers it can carry; or, similarly, in Forty-foot Equivalent Units. Containerships vary considerably in size. Some of those serving major ports have capacities exceeding 5,000 TEU. Some recently built for feeder service (i.e., serving small outports from a major port) have capacities of 400 TEU or less.

Maritime Economics Described

The question that maritime economics cover are, for instance :

  • How many ships are needed in the market
  • What are the influential factors on the tonnage required
  • Why the prices of transport service go up and down
  • What are the sub-divisions of maritime markets
  • Why Some people do better than others
  • What is the impact of outside changes on the shipping sector
  • What is optimal size of a ship or a shipping company
The questions to which answers can be found in economic analysis can also broader in scope such as : why should shipping company be so big? why is the size important for surviving in difficult times? what are the economic implications between "spot" market and long-term contracts? why should many ship be in the spot market? what is the impact of merger, acquisition and carrier consolidation on my business? The list continues to cover the market dynamism, such as: why do freight rates fluctuate? why do they change up and down so much within 1 year? what is going on in port service? how do they cope with the changes in trade and transport?

Glancing over the current maritime press headlines, one will encounter numerous stories happening  in the industry that are comprehensible only with the help of maritime economics knowledge.

Our definition of maritime economics in the sphere of microeconomic does not preclude its close relationship with macroeconomics. On the contrary, a good understanding of macroeconomics is highly helpful for appreciating the maritime transport sector and making better decision within it, in fact, because of its particular characteristics, the maritime transport industry has a special position at macroeconomic level, not only do many countries formulate their distinct policies on maritime transportation, but there are often specialized government departments set up to deal with various matters related to international shipping.

Economics and Maritime Transport

As defined in an economics textbook (Lipsey 1992) economics concerns :
  1. The allocation of a society resources among alternative uses and the distribution of the society's output among individuals and groups at a point in time;
  2. The ways in which allocation and distribution change overtime;
  3. The Efficiencies and Inefficiencies of economic systems.
Economics can also broadly divided into two branches: microeconomics and macroeconomics. The different between them is at the level of aggregation used.

Microeconomic deals with the determination of prices and quantities in individual market and with the relations among these markets.

Macroeconomic focused on much broader aggregate by looking at e.g. total number of people employed, the total number of national output and consumption, the balance of trade of a country, every level of prices and its changes.

One may also conclude that microeconomics is about the economic question (e.g. allocation of resources) of an industry, a sector, a firm, a family or a person, whilst macroeconomics is about the economic decision of a country, or a region or the world.

Maritime transport is in transportation sectors, maritime economics therefore belongs to the scope of microeconomics.